Benteng Rotterdam – Somba Opu
Benteng Rotterdam dan Benteng Somba Opu tidak dapat dipisahkan dari sejarah Sulawesi Selatan, merupakan situs sejarah yang letaknya di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, dan salah-satu obyek wisata sejarah yang paling mudah dijangkau . Konon Khabarnya Benteng-benteng ini dibuat dari tanah liat dan putih telur sebagai pengganti Semen.
Salah satu benteng yang pernah dibangun dan masih terawat hingga kini (bahkan Barbara Crossette di New York Times menuliskannya sebagai the best preserved Dutch fort in Asia).
Didalam Benteng Rotterdam dibangunan Museum Negeri La Galigo yang menyimpang peninggalan dari Tana Toraja. (La Galigo diambil dari sebuah epos yang berjudul I La Galigo. merupakan karya sastra kebanggaan orang Bugis .Nama I La Galigo adalah salah satu tokoh ahli sastra di kerajaan Luwu dan Wajo pada abad 14 ).
Pangeran Diponegoro, pemimpin perang Jawa tahun 1925-1930, pernah dibuang ke Makassar serta diasingkan selama 26 tahun di Benteng Rotterdam ini
Ada yang mengatakan bahwa benteng ini didirikan oleh Raja Gowa ke 10 pada tahun 1546. beberapa sumber menyebutkan bahwa pada hari bertepatan dengan 9 agustus 1643 atas perintah Sultan Alauddin , Benteng Ujung Pandang mulai di dirikan di sebuah ujung yang bernama ujung pandang. pendapat lain Benteng ini sudah ada jauh sebelumnya . benteng ini di sebut juga Benteng Penyyu karena bentuknya seperti Penyu tampak dari atas. Pada tgl 10 Novembar 1634 waktu itu di dalam benteng ini diadakan upacara membasuh panji panji kebesaran Gowa dengan menggunakan darah. Setelah perjanjian Bungaya benteng ini jatuh ke tangan Belanda dan oleh Speelman di sebut dengan FORT ROTTERDAM. Pada masa Jepang Benteng ini berfungsi sebagai pusat penelitian ilmiah utamnya bahasa dan penelitihan Budaya
Benteng Rotterdam letaknya di pinggir pantai Kota Makassar, berseberang dengan pelabuhan Sukarno-Hatta, serta Pelabuhan penyeberangan ke Pulau Kahyangan, kurang lebih 500 meter kearah selatan terdapat Pantai losari dan Pantai Akarena.
Kedudukannya sama dengan Benteng Ujung Pandang. Keduanya merupakan peninggalan sejarah Sulawesi Selatan di masa lalu. Sekarang Benteng Somba Opu masih dalam proses pemugaran kembali dengan dilengkapi museum
Miniatur Sulawesi terletakdi sekitar lokasi benteng Somba Opu. Di tempat ini dibangun berbagai rumah adat tradisional dari semua suku bangsa di Sulawesi Selatan. Setiap rumah adat tersebut dibentuk secara artistik dan unik yang menggambarkan kekhususan filosofi budaya dari tiap-tiap suku bangsa di Sulawesi Selatan serta dapat ditemukan sebuah meriam bernama “Baluwara Agung” sepanjang 9 meter dengan berat 9.500 kg, dan sebuah museum yang berisi benda-benda bersejarah peninggalan KesultananGowa.
Secara arsitekturial, benteng ini berbentukpersegi empat, dengan panjang sekitar 2 kilometer, tinggi 7 hingga 8 meter, dan luasnya sekitar 1.500 hektar. Seluruh bangunan benteng dipagari dengan dinding yang cukup tebal.
Di dalam benteng, terdapat beberapa bangunan rumah adat Sulawesi Selatan (yang mewakili suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Kajang).
Tempat ini dijadikan pusat budaya dan sejarah. Di tempat ini pula dipusatkan kegiatan pekan sulawesi selatan yang pelaksanaannya pada bulan oktober setiap tahun
Sejarah Benteng Somba Opu dibangun oleh Sultan Gowa ke-IX yang bernama Daeng Matanre Karaeng Tumapa‘risi‘ Kallonna pada tahun 1525. Pada pertengahan abad ke-16 , merupakan benteng utama Kerajaan Gowa, letakanya sangat strategis, beliau memerintahakan agar dindingnya di buat dari tanah liat. Bangunan ini di lanjutkan oleh Sultan Alauddin . dengan perkembangan pelabuhan Somba Opu yang sangat pesat menimbulkan kekhawatiran serangan dari luar maka benteng ini di tambah ketebalannya dan di perkuat dengan persenjataan, diperkirakan ada sekitar 280 meriam besar dan kecil dalam benteng ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar